Dilema Gen Z Berkompetisi di Dunia Kerja: Realita Pengangguran di Jakarta hingga Tantangan Lawan Rasa Mager

News, Politik63 Dilihat
banner 468x60

Musirawas.com – Tantangan dunia kerja bagi generasi muda atau dikenal dengan istilah Gen Z di Indonesia, menjadi topik dalam debat calon wakil gubernur (Cawagub) Pilkada DKI Jakarta 2024, pada Minggu, 6 Oktober 2024.

Cawagub DKI Jakarta nomor urut 1, Suswono, menyoroti ketersediaan lapangan kerja menjadi hal penting untuk mengurangi pengangguran yang didominasi anak muda di Jakarta.

banner 336x280

Suswono menuturkan, upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mendorong program wirausaha muda.

“Karena anak-anak muda ini anak-anak kreatif asal didorong dengan diberikan permodalan Insya Allah mereka akan timbul kreativitas,” kata Suswono di Jakarta International Expo, pada Minggu, 6 Oktober 2024.

Dari sisi lain, Cawagub DKI Jakarta nomor 2 Kun Wardana menyebut ada ketidakcocokan antara persyaratan keterampilan kerja dan kompetisi pencari kerja khusus Gen Z.

Kun Wardana mengungkap, perlu adanya integrasi antara dunia kerja, kampus, dan pendidikan vokasi.

“Mereka (Gen Z) bisa diberikan fasilitas kerja praktek di pasar kerja yang ada sehingga bisa ditempatkan di industri,” kata Kun Wardana dalam kesempatan yang sama.

Sementara itu, Cawagub DKI Jakarta nomor urut 3 Rano Karno menyoroti terkait ketersediaan balai latihan kerja (BLK) modern untuk fasilitas pelatihan kerja bagi Gen Z.

Menurutnya, pelatihan kerja bagi Gen Z dapat mengentaskan angka pengangguran di Jakarta.

“Maka dari itu, adanya ‘hotline’ 24 jam jadi panduan apa yang bisa dikerjakan, mudah-mudahan untuk penjurusan Gen Z jadi tidak salah arah,” kata Rano Karno dalam kesempatan yang sama.

Berkaca dari hal itu, DKI Jakarta menjadi salah satu dari lima provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) terbanyak menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada tahun 2024.

DKI Jakarta memiliki pengangguran terbuka sebesar 6,94 persen, berdasarkan data survei yang terakhir diperbaharui pada 6 Mei 2024 lalu.

Secara nasional, Sakernas mengungkap tingkat pengangguran terbuka kelompok usia 15-19 tahun (25,77 persen) lebih besar dibandingkan dengan kelompok usia 20-24 tahun (16,85 persen) berdasarkan data survei pada tahun 2023.

Namun, data di atas hanya mengungkap terkait angka pengangguran terbuka yang terjadi bagi kelompok usia muda, tidak menjadi dinding pembatas bagi Gen Z untuk mengembangkan kemampuan dirinya terhadap dunia kerja.

Lantas, bagaimana persiapan kerja yang harus dilakukan oleh kelompok usia muda atau Gen Z? Berikut ini ulasan terkait hal-hal yang perlu disiapkan Gen Z sebelum memasuki dunia kerja.

Persiapan Kerja Itu Sangat Penting

Dalam kesempatan yang berbeda pada tahun 2023 lalu, Psikolog dan Pakar Pengembangan Sumber Daya Manusia Endang Retno Wardhani pernah mengungkap soal pentingnya persiapan Gen Z sebelum memasuki dunia kerja.

Retno menuturkan, tantangan yang dihadapi Gen Z terutama bagi mereka yang baru saja memasuki dunia kerja sangatlah besar.

“Proses belajar atau training belum semua organisasi melihatnya sebagai isu penting,” kata Retno dalam diskusi ‘Z Talks Upskilling The Indonesian Modern Workforce’ di Jakarta, pada Selasa, 16 Mei 2023 lalu.

Oleh karena itu, Retno mengatakan Gen Z membutuhkan dorongan untuk memperkuat literasi terutama di bidang teknologi dan digital yang kini banyak digunakan perusahaan.

Retno menilai, Gen Z dapat memilih bentuk atau jenis pembelajaran yang dapat menunjang pengembangan kompetensi mereka, terutama kompetensi di bidang pekerjaan yang diinginkan.

“Manfaatkan career center di tiap akademi, mahasiswanya sendiri harus mendorong diri karena wadah itu (sudah) disiapkan,” tuturnya.

Secara lebih rinci, berikut ini hal-hal yang perlu disiapkan Gen Z sebelum memasuki dunia kerja:

Pelatihan Berbasis Digital

Salah satu bentuk pembelajaran yang dapat dipilih Gen Z yaitu pelatihan berbasis digital.

Retno mengungkap, pelatihan yang disebut juga bootcamp digital  ini dapat disesuaikan dengan karakteristik Gen Z yang lebih senang dengan sesuatu yang atraktif.

Hal tersebut dapat mendorong minat mereka untuk mempelajari keahlian baru atau pengetahuan baru, agar semakin meningkat.

Riset Informasi Perusahaan

Gen Z dapat mengakses informasi yang kredibel mengenai hal-hal yang diperlukan dalam persiapan kerja di masa mendatang.

Hal itu seperti informasi perusahaan tujuan, keahlian yang dibutuhkan pada perusahaan yang dituju.

Gen Z juga perlu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka, agar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan saat melamar pekerjaan.

Melalui kebiasaan riset informasi tentang perusahaan ini juga dapat memotivasi Gen Z untuk belajar dan berusaha untuk memenuhi persyaratan masuk kerja di perusahaan tersebut.

Lawan Rasa Mager

Retno menilai, tantangan terbesar Gen Z yaitu terhindar dari rasa malas atau dikenal dengan istilah ‘mager’ atau males gerak.

Terlebih, mager dapat menghambat mereka untuk berkembang dan mempelajari hal-hal baru.

Gen Z dapat memanfaatkan kelompok pertemanan untuk memacu semangat mereka, sebab mereka cenderung melihat siapa saya yang dapat mempengaruhi mereka melakukan sesuatu hal.

Contohnya, ketika Gen Z melihat teman sebagai rekan belajar akan membuat mereka terdorong untuk melakukan hal yang positif.

Bersikaplah dengan Optimis

Psikolog Retno menyarankan agar Gen Z yang sedang dalam tahap mencari kerja untuk mempersiapkan diri dengan baik.

Caranya dengan mengubah pola pikir atau mindset yang sebelumnya ragu-ragu dalam mencari pekerjaan, menjadi optimis agar meraih hasil yang maksimal.

Menurutnya, sikap optimisme dapat dibangun dengan memperlihatkan sikap yang baik selama proses pencarian kerja.

Sebab, pihak personalia atau human resources selalu melihat sikap yang ditunjukkan calon pekerja dalam proses seleksi untuk masuk ke perusahaan. (*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *