Memahat Itu Butuh Waktu (Buku ‘Sadar Kaya’)

banner 468x60

Baca Tulisan Sebelumnya : Ketidakmungkinan Yang Disegerakan (Buku ‘Sadar Kaya’)

SUATU hari sehabis olahraga, istri saya nyeletuk, “Yah, sudah deh, nggak usah ikut pilates sama Bunda, ya?! Nggak konsen deh, kayaknya.”

banner 336x280

Kebetulan saya memang ingin membentuk perut rata, dan katanya gerakan pilates sangat efektif untuk membuang lemak di perut.

Yang jadi masalah buat saya atau buat istri saya, ya? He he he di dalam olahraga bersama tadi, instruktur pilatesnya cuantik dan orang terkenal, yaitu sahabat istri saya, artis senior Nova Eliza.

Baca : Pertanyakan Keyakinan Anda (Buku ‘Sadar Kaya’)

 “Jadi daripada nggak konsen, lebih baik daftar fitness club dekat rumah,” lanjutnya.

Ya sudah, saya nurut saja. Aman, hemat waktu, dan pastinya nggak membuat istri deg-degan. Dan, kalau dipikir-pikir, memang membentuk perut rata ini benar-benar sulit. Rasanya sudah seminggu tiga kali melakukan sit up atau do the hundred dengan pilates. Tetap saja lemak sekitar perut sulit hilang, dan ini sudah tahunan saya lakukan.

Sculpturing atau memahat diri sebagai motivasi sehat, benar-benar harus sabar. Waktunya bisa tahunan dan harus terus dipertahankan. Olahraga itu persis seperti perkawinan, kita pertahankan terus selamanya. Bukan hanya sesekali.

Bayangkan, membentuk tubuh agar otot terlihat pas menempel pada tulang kita saja sudah “sulit.” Padahal ini bukan membentuk tubuh seperti otot binaragawan semacam Bruce Lee juga, cukup semua lekukan otot keluar secukupnya, misalnya itu targetnya. Nah, apalagi membentuk pikiran?

Benar, selain tubuh, ada satu hal yang juga harus dibentuk dengan indah, yaitu pikiran. Untuk membentuknya, bisa lebih lama daripada memahat tubuh karena wujudnya tak terlihat langsung, tetapi terasa. Bagaimana membentuk pikiran yang selalu indah, selalu positif, selalu riang, selalu mudah?

Tanamkan pikiran dalam benak anda bahwa anda adalah sebuah Maha Karya.

Anda tahu di Florence, Italia, terdapat sebuah museum istimewa yang sengaja dibangun bagi sebuah patung David yang diciptakan oleh Michelangelo beberapa ratus tahun yang lalu. Patung itu barangkali termasuk sebuah karya patung yang paling indah di dunia.

Banyak pengunjung yang berkomentar ketika berada secara fisik di dalam ruangan yang sama dengan patung tersebut, bahwa itu sebuah pengalaman yang tidak akan pernah dapat dilupakan.

Cerita tentang pembuatan David sangat menarik dan mengandung pelajaran berharga. Dulu, Michelangelo diminta secara khusus oleh keluarga Medicis untuk menciptakan sebuah patung yang akan diletakkan di alun-alun Kota Florence.

Keluarga Medicis merupakan salah satu keluarga yang kaya raya dan terpandang di Italia pada zaman tersebut. Sebuah pesanan khusus dari keluarga Medicis bukan hanya berarti sebuah kehormatan besar, pesanan seperti ini juga sebuah tugas yang tidak dapat ditolak begitu saja.

Selama 2 tahun penuh, Michelangelo mencari sebongkah batu yang dapat dia pergunakan untuk menciptakan sebuah mahakarya bagi keluarga Medicis.

Akhirnya di pinggir sebuah jalan di Florence, separuh tertutup semak belukar dan tertimbun lumpur, dia menemukan sebongkah besar pualam diatas sebuah titian kayu. Batu tersebut bertahun-tahun sebelumnya telah diangkut dari pegunungan, tetapi tidak pernah dipergunakan orang.

Michelangelo telah melalui jalan itu berkali-kali, tetapi kali ini dia berhenti dan menatap batu tersebut lebih dekat lagi. Ketika dia maju-mundur dan mengamati bongkahan pualam itu, dengan jelas dia dapat membayangkan patung David dan melihatnya di dalam batu tersebut secara keseluruhan.

Sang seniman pun dengan segera membawa bongkahan pualam itu ke studionya yang cukup jauh dari tempat ditemukannya batu tersebut. Dia kemudian memulai pekerjaannya yang panjang dan berat, memalu dan memahat.

Diperlukan 2 tahun penuh baginya untuk bekerja menciptakan gambaran kasar patung tersebut. Dia kemudian menyisihkan palu dan pahatnya, dan menghabiskan 2 tahun lagi untuk memoles dan menghaluskan sampai patung itu benar-benar siap.

Pada saat itu, Michelangelo telah menjadi seorang pematung yang terkenal, dan kabar bahwa dia sedang mengerjakan sebuah pesanan khusus dari keluarga Medicis telah menyebar ke seantero Italia.

Ketika waktunya tiba untuk mempertontonkan patung tersebut kepada publik, ribuan orang datang dari seluruh Italia dan berkumpul di alun-alun kota.

Ketika selubung yang menutupi patung dibuka, kerumunan massa yang berada di sana tercengang dengan mulut ternganga. Patung itu luar biasa indah. Orang banyak bersorak-sorai.

Para pegunjung merasa kagum melihat kecantikan luar biasa patung hebat itu. Michelangelo dengan segera dikenal sebagai pematung terhebat pada zamannya.

Sesudah itu, ketika Michelangelo ditanya bagaimana dia dapat menciptakan sebuah mahakarya seperti itu. Dia menjawab dengan mengatakan bahwa dia telah melihat David dengan lengkap dan sempurna pada batu pualam yang dia temukan. Yang dia lakukan hanyalah “membuang apa-apa yang bukan David.”

Terdapat beberapa kesamaan antara anda dan patung David. Anda pun kurang lebih seperti sebuah mahakarya hebat yang terdapat dalam sebongkah pualam.

Akan tetapi, pualam yang menutupi anda, seperti juga kebanyakan orang lain, adalah pemikiran yang sempit dan terbatas serta kekhawatiran yang berlebih terhadap berbagai kemungkinan kerugian dan kegagalan. Bukannya antisipasi penuh semangat menyongsong datangnya kesuksesan dan keberhasilan.

Agar dapat menyadari potensi kita, hal mendesak yang perlu kita lakukan adalah menjebol “pemikiran terbatas” kita dengan memimpikan impian yang besar dan membayangkan berbagai kemungkinan yang tak terbatas.

Namun, Ingatlah, bahkan setelah David dibebaskan dari batu pualamnya, Michelangelo membutuhkan 2 tahun penuh untuk memoles dan menghaluskannya, demi menjadikannya sebuah mahakarya. Demikian juga kita.

Kita yang harus meneruskannya, memoles dan menghaluskan, belajar dan berlatih, selama berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, demi mengembangkan dan mengeluarkan semua bakat dan kebiasaan yang terdapat jauh di dalam diri kita.

Menyambung tulisan di awal, tujuan membentuk perut rata bagi pria seperti saya yang berada dipertengahan usia 40-an, merupakan hal yang sulit. Setidaknya begitulah menurut saya.

Bahkan, untuk memotivasi diri saya, saya selalu mengatakan dan memasang target agar mirip dengan mereka yang seusia saya, tetapi memiliki tubuh yang terjaga, perut rata dengan otot yang mengukir tubuh.Mreka-mereka ini contohnya Tom Cruise, Brad Pitt dan Shahrukh Khan. Mereka adalah idola saya. Aneh memang, menurut banyak pendapat teman-teman.

Baca Juga : Magnet Hidup (Buku ‘Sadar Kaya’)

Namun, itu adalah motivasi diri agar rajin olahraga yang tentunya berefek sehat. Dan, untuk memahat tubuh, kita pun harus membuang lemak dengan olahraga.

Lalu bagaimana untuk pikiran?

Sumber : Buku ‘SADAR KAYA’ 

Karya : Mardigu Wowiek Prasantyo

Baca Tulisan Berikutnya : Pilih yang Ingin Anda Pikirkan (Buku ‘Sadar Kaya’)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *