JAKARTA — Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat berpendapat bahwa negara Indonesia saat ini sedang dalam kondisi ‘sakit’ atau tidak pada kondisi stabil pada semua lini.
“Negara Indonesia ini sedang ‘sakit’, butuh obat yang bisa pelan-pelan mengembalikan pada jalur yang seharusnya,” katanya di Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (3/3) malam.
Ia menjelaskan, keadaan politik Indonesia yang tidak kunjung membaik membuat berpengaruh pada semua aspek negara, terutama aparatur sipil negara, aparatur penegak hukum dan masyarakat sipil.
Menurutnya, jika sebuah negara memiliki sebuah lembaga yang menangani tentang kasus korupsi, berarti negara tersebut dalam keadaan tidak baik, terlebih lembaga yang disebut KPK, sekarang sedang lemah.
“KPK sedang pingsan, Polisi sedang monopoli kekuasaan hukum dan rakyat sedang apatis. Tiga unsur ini yang membuat Indonesia layak disebut sakit,” ujarnya.
Ia menjelaskan kasus pelemahan KPK atau kriminalisasi pejabat KPK oleh polisi membuat keadaan semakin memburuk, karena kedua lembaga tersebut merupakan andalan bagi pemberantas pejabat mafia.
“Lembaga yang seharusnya saling bantu, malah saling melemahkan dengan tuduhan-tuduhan ringan. Tidak salah jika masyarakat semakin apatis dalam keadaan ini,” ucapnya.
Sejak runtuhnya orde baru 1998 seharusnya pada saat ini keadaan negara makin membaik, namun yang terjadi seperti tidak ada perubahan. “Dalam beberapa hal, sekarang ada yang lebih tidak sehat dari zaman orde baru, kebebasan semua kebablasan, tidak ada tindakan tegas dari para pemimpin,” katanya.
Ia berharap ketegasan dari pemimpin negara. Dalam kasus ini Presiden Joko Widodo bisa membangunkan kembali KPK menjadi lebih kuat dan bersih, agar bisa menjadi obat bagi sakitnya Indonesia.
“KPK sebenarnya obat dari negara, namun malah sedang lemah. Saya harap janji presiden untuk membuat lembaga tersebut makin kuat bisa terealisasikan,” tandasnya. (rol)