PALEMBANG –– Peningkatan ekspor minyak kelapa sawit dan Crude Palm Oil (CPO) sebesar 3,58 persen per Juni 2018 memberikan sinyal positif terhadap perekonomian Sumsel di tengah harga yang ketidakpastian perdagangan global saat ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel mencatatkan pada Mei 2018 berada pada level 4,21 persen dan naik signifikan menjadi 7,79 pada Juni lalu.
“Meningkatnya ekspor komoditas sawit merupakan sinyal positif. Hal ini berarti ada peningkatan volume,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumsel, Sumardjono Saragih, Kamis (02/08/2018).
Dia menambahkan peningkatan ekspor tersebut dipengaruhi oleh produksi yang lebih banyak dan adanya peningkatan ekspor melalui pelabuhan Sumsel.
Menurutnya saat ini untuk ekspor CPO Sumsel masih mengandalkan dua pelabuhan dari provinsi tetangga. Sebagian ada diekspor melalui pelabuhan Jambi dan sisanya dari Lampung.
“Walaupun untuk jalur pelabuhan Sumsel masih sangat terbatas namun kabar baiknya sudah ada peningkatan,” tambahnya.
Sementara itu, menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dinilai sebagai salah satu poin penting kenaikan harga CPO.
Diterangkannya pula harga CPO saat ini terus mengalami penurunan artinya seandainya dolar semakin melemah akan berakibat pada penurunan harga.
“Di satu sisi sebagai pengusaha senang dolar naik nilai fundamentalnya tapi risikonya juga kepada harga CPO yang semakin ke dalam sebab harga tersebut harus dikonversi dari nilai tukar ke harga patokan,” terangnya.
Kendati demikian, dia memprediksi harga CPO akan kembali menguat setelah adanya kebijakan implementasi biodiesel 20 (B20) atau pencampuran CPO ke solar sebesar 20 persen dari pemerintah.
“Kebijakan ini harus bisa dimaksimalkan agar produksi dalam negeri juga meningkat dan ujungnya juga harga CPO bisa ikut menguat.” tutupnya.
Sumber : sripoku.com
Link : http://palembang.tribunnews.com/2018/08/03/sumardjono-ekspor-sawit-meningkat-sinyal-positif-perekonomian-sumsel